SMP Kristen Yahya Bandung
SMP Kristen Yahya menjadi rekan sekolah SMP 8 Muhammadiyah Bandung dalam mengimplementasikan program Breaking Down The Walls (BDW) dalam membangun pendidikan karakter siswa, terutama tentang nilai-nilai keberagaman dan toleransi.
Sekolah ini memiliki tujuan yang sama dengan SMP 8 Muhammadiyah Bandung, bahwa karakter damai siswa perlu dibangun sejak dini agar prasangka terhadap agama lain yang berada dalam pikiran siswa dapat diklarifikasi secara langsung.
Mengapa SMP Kristen Yahya Mengimplementasikan Program BDW?
Berawal dari pertanyaan salah satu siswa yang diajukan kepada Ema Ridwati, guru PKN di SMP Kristen Yahya, “Bu benar gak sih yang ngebom itu orang Islam?”
Ema Ridwati cukup terkejut saat salah siswanya bertanya hal demikian. Ema, seorang guru agama Islam di sekolah tersebut, sebenarnya berharap agar pertanyaan-pertanyaan seperti itu diajukan oleh siswa-siswanya saat Ema mengajar di kelas. Menurut Ema, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membiasakan anak-anak dalam berdialog.
Ema juga menyadari bahwa prasangka-prasangka tersebut masih ada di antara sebagian siswanya. Untuk menghilangkan prasangka buruk tersebut, tidak cukup hanya dengan materi yang diajarkan di dalam kelas.
Menurut Ema, perlu adanya contoh dan teladan dari guru dan orang dewasa terdekat. Tidak hanya itu, anak-anak perlu dibiasakan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dari mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut, SMP Kristen Yahya mengimplementasikan program BDW di sekolahnya.
Bagaimana Dampak Program BDW bagi Siswa SMP Kristen Yahya?
Ketika siswa SMP Kristen Yahya berkunjung dan berinteraksi langsung dengan SMP Muhammadiyah 8 Bandung, Ema menemukan perubahan terjadi kepada siswanya.
"Awalnya, mereka memiliki prasangka. Orang Islam memiliki prasangka terhadap yang bukan Islam, begitu pula sebaliknya. Namun, ketika acara kunjungan terakhir ke SMP 8 Muhammadiyah Bandung, mereka menulis prasangka-prasangka tersebut dan berhasil mengatasinya," ungkap Ema.
Ema mengakui bahwa program kunjungan sekolah dengan latar belakang agama yang berbeda tidak mudah dilakukan. Masih banyak sekolah yang menganggap hal tersebut sebagai suatu yang tabu, tetapi perlu dilakukan untuk membangun karakter siswa.