Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut
Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut (Salah satu pesantren terbesar di bawah naungan Muhammadiyah) menjadi pesantren yang mengimplementasikan “Training Happy Tanpa Bully” dari Peacegen sebagai upaya untuk mewujudkan pesantren yang bebas dari bullying.
Membangun kesadaran dan keterampilan tentang bahaya bullying dan cara menangani bullying menjadi hal penting yang perlu dipahami secara mendalam bagi seluruh pegawai pesantren. Hal tersebut dilakukan agar tercapainya visi pesantren, yaitu membentuk generasi berakhlak mulia, cerdas, dan penuh kasih sayang.
Mengapa Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut Menerapkan “Training Happy Tanpa Bully”?
Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut memiliki santri yang berasal dari berbagai macam daerah. Mereka terlibat dalam interaksi selama 24 jam, baik di dalam asrama maupun sekolah. Berdasarkan kondisi tersebut, para santri rentan sekali terlibat dalam kesalahpahaman tentang tindakan bully karena adanya perbedaan karakter, seperti apa yang diungkapkan oleh Ibu Dian Hadiati Guru BK dan Kepala Madrasah tingkat aliyah putri,
“Santri Darul Arqam ini kan datangnya dari berbagai daerah dan memiliki berbagai karakter yang berbeda sehingga kadang kala ditemukan adanya kesalahpahaman antar santri mengenai interaksi yang dianggap sebagai tindakan bully. Pada akhirnya membuat mereka tidak nyaman berada di pondok. Itu bisa terjadi karena tidak adanya kesadaran dari teman-temannya atau bahkan gurunya itu sendiri. Maka, harus diluruskan,” Ungkap Ibu Dian.
Masalah bullying menjadi tantangan yang dihadapi Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Bukan hanya santri, tetapi juga para tenaga pendidik yang harus merubah mindset bahwa teknik pendisiplinan dengan cara keras merupakan metode yang kurang bijak, menormalisasi tindakan perundungan merupakan hal yang tidak benar, menganggap tindakan perundungan hanya terjadi ketika adanya korban yang terkena dampak secara fisik dan mental saja padahal tidak, dan menganggap semua lelucon/bercanda sebagai tindakan yang tidak dianggap sebagai perundungan.
Tindakan Bullying dapat mengganggu keharmonisan dan proses belajar mengajar para santri dan tenaga pendidik pesantren. Maka, perlu adanya upaya untuk menciptakan lingkungan yang aman dengan cara memberikan pemahaman mendalam mengenai bullying, serta strategi dan teknik untuk mencegah dan mengatasi kasus bullying, sehingga para pegawai pesantren yang memainkan peran krusial dalam menciptakan lingkungan yang aman ini, memiliki kemampuan untuk lebih siap dalam menghadapi dan mengatasi situasi tersebut kedepannya.
Demi terciptanya tujuan tersebut, Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut berkolaborasi dengan PeaceGeneration Indonesia untuk mengimplementasikan “Training Happy Tanpa Bully” di pesantren.
Bagaimana Proses “Training Happy Tanpa Bully” bagi Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut?
“Training Happy Tanpa Bully” diikuti oleh 85 orang pegawai Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut dengan adanya rangkaian acara yang diawali dengan pelatihan anti bullying menggunakan media kreatif, yaitu board game, kampanye anti bullying, dan evaluasi dan tindak lanjut.
Bagaimana Dampak dari “Training Happy Tanpa Bully” bagi Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut?
Setelah “Training Happy Tanpa Bully” diimplementasikan, Bapak Ahmad Sauqi, Mudir atau Pimpinan Pesantren Darul Arqam mengungkapkan bahwa mindset-nya tentang teknik pendisiplinan santri dengan metode keras menjadi berubah dan membuatnya yakin bahwa itu adalah cara yang salah dan perlu diperbaiki.
“Kalau kita sebagai generasi tua menganggap model pengajaran yang lebih mengedepankan pendisiplinan yang keras itu adalah sesuatu yang dianggap berhasil, tetapi setelah mendengarkan pemaparan dari PeaceGen, mindset kita jadi berubah dan yakin bahwa itu adalah cara yang salah dan perlu kita perbaiki,” ungkap Pak Mudir.
Bapak Dudi juga mengungkapkan bahwa setelah training, beliau menjadi paham bahwa jenis-jenis dari bully itu sangat banyak dan tidak hanya sebatas kasus bully yang dampaknya bisa dilihat dengan mata saja.
“Saya jadi tahu bahwa ternyata jenis bully itu ada 20 dan ada dampak kecil yang tidak kentara dengan mata dan hanya ketara ketika kita menggalinya lebih dalam. Saya juga jadi memiliki pengetahuan untuk membedakan mana bercanda dan mana bully,” ungkap Bapak Dudi.
Bagaimana Tindak Lanjut dari “Training Happy Tanpa Bully” bagi Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut?
Sebagai upaya tindak lanjut dari training ini, Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut membuat SOP yang jelas untuk tindakan bullying di pesantren. Tujuannya adalah agar adanya alur penanganan yang jelas, mulai dari guru yang mengkampanyekan tindakan bullying, mengidentifikasi bullying, sampai dengan pencegahan, penanganan, dan pengobatan bagi para korban maupun pelaku.
Tidak hanya itu, Pesantren Darul Arqam juga mengajak seluruh civitas akademikanya untuk melaksanakan kampanye media sosial Happy Tanpa Bully sebagai bagian dari Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 2024. Kampanye ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran atas pentingnya melawan dan menghapus tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Kesimpulan
“Training Happy Tanpa Bully” di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut ini menjadi cara untuk meminimalisir terjadinya tindakan bullying pada siswa dan seluruh civitas sekolah agar terciptanya lingkungan yang damai melalui pendekatan media kreatif yang bisa diimplementasikan di sekolah anda masing-masing!
Pelajari tentang program dan layanan kami lainnya di peacegen.id atau kirim pertanyaan anda ke [email protected]