Anak Remaja Lebih Tenang Dengan 5 Hal Ini!

Anak remaja seringkali mengalami banyak hal baru yang membuatnya bertransisi. Pada fase ini, anak remaja seringkali mengalami gangguan atau disorientasi kesehatan mental.

Untuk melakukan pencegahan, Orang tua harus melakukan 5 hal ini!

1. Responsif Terhadap Gejala 

Baca juga: Kabar Baik dari Indonesia

Ketika remaja mengalami gejala masalah kesehatan mental, maka ajaklah mereka berkomunikasi biar perasaannya gak dipendem sendiri. Biarkan dia mengungkapkan apa yang dirasakannya, apa yang dipikirkannya, serta hal-hal yang dirasakan mengganggu. Tunjukkan bahwa sang anak dapat mengandalkan orangtua.

2. Mendengarkan Cerita

Kalau anak sudah cerita bagaimana perasaannya, lakukanlah reflective listening. Yaitu upaya mendengarkan apa yang disampaikan remaja hingga mampu melihat hal tersebut dari sudut pandangnya, dan mengkonfirmasi apa yang disampaikannya. Sehingga orang tua paham bagaimana remaja melihat dunia. Setelah jelas permasalahannya maka berikan perspektif cara berpikir dan berespon yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Minta Bantuan Profesional

Baca juga: PeaceGen Wakili Indonesia di HLPF (Berbagi Pengalaman Sukses Ajarkan Damai dengan Media Kreatif)

Nah kalau cara sebelumnya belum bisa membantu dan tak ada perubahan, maka orang tua harus meminta bantuan profesional. Orang tua dapat mencari psikolog klinis atau psikiater (untuk masalah mental yang berat) untuk menangani masalah mental yang dihadapi remaja. Bisa mencari di rumah sakit ataupun praktik pribadi.

4. Berikan dukungan

Permasalahan mental itu bukanlah suatu hal yang mudah dijalani. Orang tua harus mendukung agar remaja mendapat bantuan profesional, mengantarnya pergi terapi, mengikuti saran-saran yang diberikan oleh profesional tentang bagaimana orangtua harus memperlakukan remaja dengan permasalahan mental yang dialami.

5. Mengarahkan Perhatian Remaja Pada Hal Produktif dan Positif

Baca juga: SHIFT: Kolaborasi Antar Generasi Dalam Meningkatkan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Nah kala anak diarahkan ke kegiatan produktif dan positif maka dia gak akan terpaku pada masalahnya. Proses komunikasi yang hangat sangat dibutuhkan agar mengetahui kegiatan produktif dan positif apa yang tepat yang dapat dilakukan. Ini juga membantu remaja menjalani transisi untuk kembali menjalani kehidupannya setelah proses recovery.

Nah, kira-kira hal apa lagi yang bsa bapak ibu lakukan ketika anaknya mengalami masalah kesehatan mental? Jika sudah berkelanjutan, jangan sungkan untuk konsultasi dengan ahli ya!

Bagikan