Kesehatan Mental dan Pentingnya Mengenali 7 Tanda Ini.

Memperingati bulan Kesehatan Mental di Oktober ini, melalui artikel ini, Peace Generation Indonesia dan Indika Foundation mengajak kamu untuk lebih perduli dan mengenal gejawa awal dari gangguan kesehatan mental. Yuk simak 7 tanda ini, supaya kamu bisa lebih peka, beristirahat, dan tak sungkan berkonsultasi kepada pihak yang terkait.

1. Tidur yang kurang berkualitas termasuk mengalami mimpi buruk

Ketika kamu sedang mengalami masalah psikologis yang gak bisa dihadapi, tubuhmu akan menghasilkan hormon kortisol yang menyebabkan gelisah dan susah rilex. Biasanya kamu akan sulit tidur. Berkurangnya kualitas tidur apalagi disertai mimpi buruk menjadi salah satu indikasi awal kamu memiliki masalah kesehatan mental.

2. Nafsu makan berkurang

Baca juga: Peacetival Vol. 7 Sukses Rajut Perdamaian di Tengah Keberagaman Indonesia

Nafsu makan berkurang bisa jadi dikarenakan hal-hal yang terjadi di bawah alam sadarmu. Stress akan mengaktifkan saraf simpatis. Salah satu hormon yang teraktivasi dari proses ini adalah (CRF) yang mempengaruhi sistem pencernaan yang dapat mengarahkan kepada hilangnya nafsu makan. Jika kamu mengalami ini, bisa jadi kamu sedang merasakan tekanan batin yang berlebih Peace People.

3. Ketidaknyamanan fisik atau keluhan sakit fisik 

Pernah deg-degan ketika ada masalah? Itu adalah reaksi tubuh ketika ada ancaman sebagai penolakan terhadap sumber stress. Kalau misalnya akhir-akhir ini kamu sering merasa sakit kepala terus menerus, sakit perut terus menerus, padahal sudah ke dokter dan diberi obat, bisa jadi ada sesuatu yang mengganjal pikiranmu dan menghambat hatimu Peace People. Segera konsultasikan ke pihak yang mengerti agar tidak berlarut-larut.

4. Berkurangnya konsentrasi atau perhatian mudah teralihkan 

Sulit fokus pada beberapa kegiatan terjadi karena pikiranmu terlalu bercabang. Penelitian neuroscience membuktikan bahwa situasi penuh tekanan dan stress berpengaruh pada kemampuan berkonsentrasi sehingga berpotensi menghasilkan respon yang tidak seharusnya. 

ika kamu memiliki banyak aktivitas yang menuntut konsentrasi, seperti dalam kegiatan akademik dan kamu merasa sulit berfokus, segera istirahat sejenak dan berefleksi ya. Pada titik ini, jangan merasa sungkan untuk meminta pertolongan orang yang dapat kamu percaya.

5. Gangguan Kecemasan 

Baca juga: Kabar Baik dari Indonesia

Gangguan kecemasan berlebih bisa menganggu hari-harimu. Cemas itu mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi. Pada usia remaja,  pikiran-pikiran negatif dan pesimistis sering muncul dan jika tidak direspon dengan proporsional maka pasti akan mengganggu kesehatan mental remaja. Kita perlu selalu menemani mereka untuk ngobrol dan curhat.

6. Irritability (secara emosi mudah terganggu) 

Perasaan mudah tersinggung dan pemaknaan berlebih bisa merubah suasana hatimu. Stres yang berkepanjangan dapat membuat remaja menjadi sensitif terhadap stimulus apapun. Ketika ada yang menanyakan hal-hal yang sifatnya biasa saja maka bisa dimaknakan berlebihan. Pemaknaan yang tidak proporsional ini akan mengarahkan pada reaksi seperti mudah tersinggung, mudah menangis, mudah marah, mudah kesal.

7. Mengurung diri atau menutup relasi sosial 

Mengurung diri untuk melakukan me-time itu baik. Tapi jangan terlalu lama sendiri saat ada masalah ya Peace People.

Berbagai ketidaknyamanan yang dirasakan remaja terkait permasalahan psikologis bisa membuatnya malas menghadapi situasi sehari-hari. Salah satu cara menghadapi stres adalah respon flight atau penghindaran. Maka ketika menjadi tidak tertarik dengan situasi sosial, menghindari interaksi dengan orang lain, mengurung diri dikamar, barangkali ini menjadi sebuah indikasi adanya permasalahan mental.

Dari 7 Tanda ini, mana yang pernah kamu alami sendiri Peace People? Yuk lebih peka terhadap Kesehatan Mental kita karena hal ini sangat berharga. Jangan sungkan bercerita pada mereka yang kamu percaya ya! Peace People, untuk mendapatkan informasi terbaru dari Peace Generation, jangan lupa klik di sini ya! 

Baca juga: PeaceGen Wakili Indonesia di HLPF (Berbagi Pengalaman Sukses Ajarkan Damai dengan Media Kreatif)

Penulis: Irfan Nurhakim 

Editor: Faza Rahim K.P

Bagikan