Jihad Menjadi Peacemaker - Rahmatullah Al-Barawi

Saya Rahmatullah, teman-teman biasa memanggil Rahmat. Putra Kalimantan yang berdarah Bugis dan sekarang merantau belajar ke Yogyakarta. Saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Selain sebagai mahasiswa, aktivitas sehari-hari di kampus juga berproses di Laboratorium Studi Quran dan Hadis (LSQH). Sedangkan di luar kampus, aktif di Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) Regional Yogyakarta. Komunitas inilah yang memperkenalkan 12 Nilai Dasar Perdamaian (NDP) ketika pertama kali mengikuti Student Interfaith Peace Camp (SIPC) bulan Mei, 2015. 

Bersyukur hingga saat ini telah menjadi fasilitator di YIPC Indonesia. Pertama kali membawakan nilai-nilai perdamaian pasca PeaceCamp sejak akhir tahun 2015 hingga saat ini. Ada beberapa kegiatan untuk memfasilitasi penyebaran 12 NDP, tetapi yang paling utama adalah melalui SIPC, baik dalam skala regional, nasional dan internasional setiap tahunnya. Selain itu, akhir tahun 2019 kemarin juga berkesempatan belajar bersama guru-guru Sekolah Minggu Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Jakarta. Belajar tentang nilai-nilai perdamaian memang tidak ada habisnya dan juga tak pernah membosankan. Setiap training dan peacecamp selalu menyisakan cerita dan refleksi yang mendalam.  

Baca juga: Meruntuhkan Prasangka, Membangun Jembatan: Breaking Down the Wall Community (BDW) Bootcamp, Upaya PeaceGen dalam Mempromosikan Kerukunan Antar Umat di Sumatra dan Jawa Barat

Awal bergabung di YIPC sebenarnya tidak ada keinginan untuk melanjutkan pengalaman belajar lebih dalam lagi. Tetapi, perjumpaan-perjumpaan dengan orang yang beragam, latar belakang agama dan suku yang berbeda, menyadarkan saya bahwa kondisi kita tidak sedang baik-baik saja. Selama ini yang terlihat di media, kita rukun dan harmonis. Tetapi, nyatanya kita masih banyak memendam prasangka dan kebencian terhadap orang yang berbeda. Salah satunya bersumber dari pemaknaan dan pemahaman teks kitab sucinya yang keliru. Disinilah titik balik merasa terpanggil untuk ikut aktif terlibat di YIPC. Sebagai seorang yang ‘nyantri’ di UIN dan belajar Al-Quran, saya merasa bertanggung jawab untuk mendakwahkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. 

Apa yang ada di 12 NDP sejatinya selaras dan sejalan dengan teks kitab suci. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak menyebarkan nilai-nilai tersebut. Karena itu adalah bagian dari ‘jihad’ kita sebagai seorang muslim melawan segala bentuk aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Harapannya tentu bisa terus berproses dan menyelami nilai-nilai perdamaian. Sebagaimana anjuran Nabi Muhammad untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. 

Baca juga: Peacetival Vol. 7 Sukses Rajut Perdamaian di Tengah Keberagaman Indonesia

Begitu juga kontrak seorang peacemaker dalam mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai perdamaian adalah seumur hidup. Bahasa Al-Qurannya, walaa takuunanna minal muslimiin, janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan sebagai seorang peacemakers.  Selain itu, semoga 12 NDP ini juga semakin menyebar dan membumi di tengah masyarakat. Kita ‘sumpek’ dan ‘bosan’ dengan segala drama ujaran kebencian dan permusuhan. Saatnya memasifkan gerakan perdamaian, sehingga damai bukanlah kata-kata tanpa makna, tetapi maknanya dapat kita temukan dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam.

Baca juga: Kabar Baik dari Indonesia

Bagikan