Scholar Inspiratia: Diskusi Bullying di Sekolah Sekaligus Merangkai Tali Damai Pelajar Indonesia-Malaysia

Maraknya kasus bullying yang terjadi pada pelajar menjadi masalah yang seringkali muncul dalam realitas hari ini. 

Tak hanya bullying di sekolah, para pelajar hari ini pun mendapati berbagai persoalan bullying di sosial media (cyberbullying).

Keresahan ini muncul tidak begitu saja, melainkan dari berbagai temuan kasus di sekolah dan juga diskusi bersama kolega di sekolah.

Selain itu, banyaknya berita-berita, laporan mengenai banyaknya kejadian bullying, terutama bullying di sekolah menjadi perhatian bersama.

Pelajar yang merupakan bibit unggul untuk generasi emas yang akan datang menjadi harapan. Sayangnya, tantangan pelajar hari ini khususnya pelajar SMP yang notabene masih masuk ke dalam remaja awal begitu berat. 

Masalah percaya diri, pengendalian diri, sosialisasi, dan lainnya menjadi sorotan utama masalah pelajar hari ini. 

Baca juga: SHIFT: Kolaborasi Antar Generasi Dalam Meningkatkan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Untuk mengubah keadaan tersebut memang perlu waktu yang cukup panjang. Tetapi, tidak ada salahnya untuk memulai langkah kecil yang berdampak. Langkah kecil itu bermula dari kegiatan yang bernama Scholar Inspiratia

Scholar Inspiratia yang merupakan program unggulan siswa SMP Darul Hikam menjadi media untuk sesama pelajar berdiskusi, berbagi pengalaman, serta mendapatkan ilmu baru terkait topik yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan pelajar. 

Sebab persoalan yang perlu atau urgensinya sangat tinggi untuk diperbincangkan, maka persoalan bullying dan respect to other jadi tema utamanya. 

Saat itu, kami terpikirkan untuk bekerjasama dengan PeaceGen yang memang sudah concern di dunia pendidikan perdamaian.

Kerjasama itu terjalin tidak hanya untuk level Indonesia saja, melainkan berhubungan dengan negara Malaysia. Syukur, kami sangat dibantu oleh PeaceGen terkait jejaring sekolah di Malaysia. 

Sekitar persiapan satu bulan, acara diselenggarakan tanggal 2 Maret 2022 secara daring. Acara berlangsung sekitar tiga jam mulai Pukul 09.00 – 12.00 WIB. 

Scholar Inspiratia dihadiri oleh 250 siswa yang berasal dari Indonesia dan Malaysia, baik yang hadir di Zoom maupun Youtube.

Ada sesi materi, sesi diskusi tanya jawab, sesi penyelaras, sharing session dalam breakout room, serta refleksi juga deklarasi pelajar Indonesia-Malaysia peduli pencegahan perundungan. 

Baca juga: Training for Youth - SHIFT Ciptakan dan Jaga Kerukunan Umat Beragama

Sesi materi diisi oleh perwakilan siswa dari Indonesia (Ghaida, SMP Darul Hikam dan Dina, SMPN 35 Surabaya) dan juga perwakilan siswa dari Malaysia (Puan Muda Aleesya, Ash-Shura Institute Quranic Science dan Tuan Muda Haiqal, Akademi Bakat ABS) dipandu oleh dua orang moderator. 

Pemaparan yang luar biasa disampaikan oleh para siswa tersebut sampai-sampai banyak pertanyaan yang muncul dalam sesi tersebut.

Lanjut dengan sesi penyelaras oleh Kang Nazhran (Senior Trainer PeaceGen) yang membawakannya dengan apik serta kreatif, sehingga para peserta antusias. 

Setelah sesi pematerian dan penyelaras selesai, seluruh siswa secara acak dibagi ke dalam breakout room yang dipandu oleh satu orang guru. 

Setiap room punya cerita berbeda. Ada siswa yang menceritakan pengalamannya menjadi korban bullying di sekolah. Ada pula siswa yang menceritakan pengalamannya sebagai penonton dari kejadian bully. Ragam cerita itu membuat para peserta semakin sadar bahwa bullying itu sangat dekat terjadi di sekitar.

Hal itu banyak terungkap saat sesi refleksi dan deklarasi pelajar Indonesia-Malaysia melalui mentimeter. Curahan siswa dan ungkapan  bagaimana mereka mendengarkan cerita dan juga mendapatkan  ilmu selama sesi pematerian begitu menerap. 

Alhasil, mereka punya keinginan untuk action setelah mengikuti acara Scholar Inspiratia. Tak lupa juga, tali persaudaraan antara pelajar Indonesia-Malaysia juga menjadi terbangun setelah ada kegiatan ini.

Kami percaya bahwa perubahan kecil untuk membangun perdamaian sangatlah perlu. Mulai dari kegiatan-kegiatan seperti ini, bibit-bibit unggul penggerak perdamaian akan lahir. Saya yakin.

Baca juga: Asia Philanthropy Circle Dukung Penguatan Budaya Damai dan Toleransi yang Sehat

Penulis: Fikri Faturrahman (Guru BK SMP Darul Hikam Dago Bandung)

Editor:
Hidayah Tria Ananda (AoP Makassar)

Bagikan