1.200 Pendidik Mengarungi Lautan Nusantara Asah Mindset dan Skillset Keberagaman, Berpikir Kritis, dan Empati – Newsletter Edisi #24
Saat Lebaran kemarin saya mendapat banyak ucapan selamat dari saudara, teman, dan rekan kerja. Dari banyak ucapan Lebaran itu, kiriman dari Pastor Ferry, cukup menarik. Berikut ini kirimannya:
Kita semua merayakan Idul Fitri.
Semalam saya mendengar suara indah orang-orang menyerukan nama Allah Yang Maha Besar. Sangat terasa rasa syukur atas kehidupan yang diberikan Allah kepada umat manusia dan seluruh alam semesta.
Semalam saya juga berjumpa seorang General Manager hotel yang luar biasa. Namanya Pak Ali. Beliau tidak duduk di kantor tapi berkeliling menyapa tamu dan semua karyawan dengan ramah. Beliau tidak pakai jas dan kemeja yang sama dengan banyak karyawan hotel lainnya. Banyak tamu tidak akan menyangka beliau itu General Manager.
Ketika saya tanya kok bapak tidak libur malam Lebaran. Beliau mengatakan hari Lebaran pun beliau masuk kerja. Beliau baru libur hari Lebaran kedua bergantian dengan karyawan lainnya.
Hari ini saya ikut merayakan Idul Fitri bersama semua sahabat dan saudara yang lain. Di Indonesia ini semua hari raya keagamaan dirayakan oleh semua sahabat, karena kita semua adalah saudara dan saudari yang diciptakan Allah Sang Pencipta Alam Semesta yang esa dan sama.
Merayakan Idul Fitri tahun ini bagi saya adalah menjadi manusia seperti yang dicita-citakan Allah, yaitu menjadi manusia yang baik, bisa bersyukur, penyayang, ramah, rendah hati, dan bahagia. Dan kalau jadi pemimpin ya seperti Pak Ali yang rajin, tidak sombong, punya semangat melayani dengan tulus, dan memimpin dengan keteladanan dan kerendahan hati.
Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
Baca juga: Peacetival Vol. 7 Sukses Rajut Perdamaian di Tengah Keberagaman Indonesia
Cerita Pak Ali yang diangkat Pastor Ferry di atas memberikan makna yang dalam dari sekadar ucapan selamat Lebaran. Saya merasakan pengabdian Pak Ali menjadi nilai inti dari puasa dan Idul Fitri yang kita rayakan.
Selama Ramadhan kemarin, PeaceGen pun terus mengabdi pada negeri. PeaceGen mendapat kepercayaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk melatih 1.200 dosen dalam program Modul Nusantara.
Program ini menjadi bagian dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang akan menjangkau 15.000 mahasiswa dari berbagai pelosok nusantara.
Pada tanggal 25 – 27 April 2022, PeaceGen terlibat dalam pengembangan konten Bimbingan Teknis (Bimtek) dan model pendampingan Modul Nusantara yang melibatkan 105 dosen dari enam Perguruan Tinggi (PT).
PT tersebut di antaranya Universitas Sumatera Utara, Universitas Sriwijaya, Universitas Bengkulu, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong.
Baca juga: Good News from Indonesia
Dengan menggunakan pendekatan gamifikasi khas PeaceGen, para dosen diajak untuk mengarungi lautan nusantara. Mereka mempelajari beragam mindset dan skill set seputar tema kebhinekaan global, berpikir kritis dan empati. Selain itu, para dosen juga dibekali tool set yang akan memperkaya metode pendampingan mahasiswa.
Simak selengkapnya laporan terbaru kami dengan klik tombol di bawah ini.