Story Of Changes Fasilitator- Gherry (AOP Banten)

Story Of Change Fasilitator

Menjadi seorang pendidik adalah tugas yang paling berat khususnya fasilitator, namun jika dijalani dengan ikhlas bisa menjadi mudah dan ringan ( Hmm.. Bisakah belajar ikhlas ?). Sudah 4 tahun saya menjadi trainer dan fasilitator di komunitas Peace Generation Banten banyak sudah terlahir para fasilitator-fasilitator hebat yang sekarang juga mereka mengajarkan, dan ada juga yang mengaplikasikannya pada diri nya masing-masing. Bagi saya menjadi trainers dan fasilitator pada sesi pelatihan dalam program Peace Generation Banten merupakan pengalaman yang senantiasa yang berkesan dalam hidup saya. 

Baca juga: Good News from Indonesia

Mulai mendapat pengalaman pertama menjadi fasilitator pada pada tahun 2016 di kegiatan Peace Camp Banten yang pertama itu bertempat di gedung PKPRI Serang. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ada 35 orang dari kalangan berbeda agama dan suku. Pesertanya tidak dari Banten saya bahkan ada yang dari luar daerah seperti; Bekasi, Jakarta, dan Gorontalo. Memang saya tidak pernah menghitung sudah berapa kali saya tampil menjadi fasilitator didepan umum untuk menyampaikan modul 12 Nilai Dasar Perdamaian, tetapi saya sudah banyak bertemu serta mengenal orang-orang yang ikut serta dalam kegiatan atau program Peace Generation Banten yang saya fasilitasi. 

Pada sesi pelatihan saya, di awal saya akan selalu berupaya bertindak dan memasang mind set  sebagai trainer dan juga fasilitator, karena bagi saya istilah pengajar masih telalu berat dan saya merasa ilmu saya belum cukup tinggi dan dalam jika harus mengajar. Sedangkan jika posisi saya adalah sebagai trainer dan juga fasilitator saya merasa levelnya saya lebih ringan, karena sebatas mengajarkan dan menyampaikan materi kepada rekan-rekan yang menjadi peserta. 

Apa yang saya sampaikan, kebetulan saja saya tahu dan paham terlebih dahulu dibandingkan dengan rekan lainnya, atau mungkin juga ada rekan yang lebih mengetahui. Jadi bagi saya suatu pelatihan sebaiknya sebagai sarana untuk berdiskusi dan juga sebagai wadah untuk bertukar gagasan dan pengetahuan. Dan ternyata, saya merasa banyak sekali manfaat menjadi fasilitator. Jadi jika anda mendapatkan kesempatan menjadi trainer atau juga fasilitator, saya sarankan gunakan kesempatan itu sebaik mungkin jangan pernah sia-siakan. 

Baca juga: PeaceGen Represents Indonesia at HLPF (Sharing Successful Experience in Teaching Peace with Creative Media)

Saya mencoba merangkum dan mencerita ini apa saja manfaat-manfaat yang telah saya dapat selama 4 tahun ini menjadi trainer dan juga fasilitator. Public speaking Berbicara didepan umum mungkin terkesan bisa saja dan mudah, tapi kenyataannya tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik, banyak juga saya menemukan orang-orang yang yang ternyata ketika harus berbicara didepan umum malah gugup, grogi atau demam panggung, ada juga yang malah menolak tampil untuk berbicara. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk publicspeaking merupakan hal yang mutlak diperlukan, karena anda harus tampil dan berbicara dihadapan orang banyak yang anda pimpin. 

Meningkatkan kompetensi melalui materi yang yang kita sampaikan Sebelum menjadi fasilitator, kita wajib menguasai apa yang kita sampaikan. Maka dengan demikian secara otomatis kita perlu mempelajari terlebih dahulu materi apa yang akan disampaikan kepada peserta. Jadi sebetulnya kita belajar dan meningkatkan kompetensi kita sebagai trainer maupun fasilitator. Walaupun materi yang disampaikan itu sudah kita ketahui atau mungkin sudah dikuasain, tetapi sebaiknya kita perdalam lagi, karena ilmu itu senantiasa berkembang bahkan sudah harus sesuai dengan zaman yang dihadapi sekarang, jadi senantiasa belajar dan belajar. Bukankah ini hal yang menarik, ternyata istilah mengajar untuk belajar hal yang tepat.

Dengan mengajarkan sesuatu kita akan mempelajari hal lainnya. Kesempatan untuk berkreasi Salah satu ciri khas selama menjadi fasilitator yaitu sesi materi saya selalu dipenuhi dengan video untuk mengilustrasikan materi, tujuannya agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta. Video yang ditayangkan sering kali berhubungan langsung dengan materi, contohnya seperti cuplikan video pendek tentang peristiwa, cuplikan video-video terkenal, video-video tersebut kemudian saya hubungkan dengan materi 12 NDP. Pelatihan saya juga senantiasa dipenuhi musik yang sudah didapat dari pelatihan saya sebelumnya di Bandung. 

Baca juga: SHIFT: Intergenerational Collaboration to Enhance Freedom of Religion and Belief

Berkawan dan bersosialisasi Moment ini adalah hal yang paling menyenangkan, selama menjadi trainer dan fasilitator saya telah mengunjungi beberapa daerah khususnya di Provinsi Banten. Dan setiap kota saya bisa berkenalan dengan kawan-kawan baru. Menambah relasi dan jaringan serta mendapat kesempatan untuk bersosialisasi dengan lingkungan yang baru juga. Saya mendapat informasi mengenai gaya hidup bahkan kebiasaan-biasaan orang didaerah lain.

Share