PeaceGen bersama Dinas Pendidikan Kota Bandung Melakukan Peningkatan Kapasitas Pengawas dan Kepala Sekolah dengan Materi 12 Nilai Dasar Perdamaian dan Literasi Digital

Peacegen.id - Sebagai penggerak perubahan di satuan pendidikan, pengawas dan kepala sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Tidak hanya melalui  pengetahuan akademik, namun juga perlu pendidikan yang mampu membentuk cara berpikir, bersikap, dan pengambilan keputusan yang baik.

Sebagai upaya terhadap kebutuhan ini, Dinas Pendidikan Kota Bandung mengadakan pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Jenjang SMP Melalui Strategi Manajemen Kepala Sekolah Pada Satuan Pendidikan Jenjang SMP dalam Upaya Mewujudkan Kepemimpinan Transformasional di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun Anggaran 2025.

Tidak hanya kepala sekolah, pengawas pun diikutsertakan dalam pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah Jenjang SMP Melalui Implementasi SPMP dan Pembelajaran Terintegrasi Program Prioritas Kemdikdasmen Pada Satuan Pendidikan di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun Anggaran 2025.

PeaceGeneration Indonesia sebagai pemateri dan fasilitator membawakan dua nilai dari seri formula 12 Nilai Dasar Perdamaian (12 NDP), yaitu bangga menjadi diri sendiri dan no curiga no prasangka serta materi tentang literasi digital, yaitu cyberbullying dan keamanan digital. Substansi ini diharapkan mampu menjadi bekal bagi pengawas dan kepala sekolah dalam menciptakan ekosistem sekolah yang aman, damai, inklusif, dan cakap digital.

Baca juga: Cross-Country Learning JISRA: Menghidupkan Nilai Kemanusiaan Melalui Sejarah dan Budaya

Dilaksanakan selama 1 hari dengan 2 sesi berbeda, lokakarya ini dibagi untuk tingkat kepala sekolah dan untuk tingkat pengawas. Keduanya diadakan pada Selasa, 9 Desember 2025. Untuk tingkat kepala sekolah, diadakan pada pukul 08.00 - 12.00 di Aula Dinas Pendidikan Kota Bandung, sementara untuk tingkat pengawas, diadakan pada pukul 10.00 - 16.00 di Aula Dewi Sartika Disdik Kota Bandung.

PeaceGeneration Indonesia menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan. Dimulai dari materi mengenai perdamaian di diri sendiri hingga pengaplikasian di ruang digital. Materi dibawakan melalui metode ARKA, yaitu konsep pembelajaran berbasis pengalaman. Proses ini dilakukan melalui proses aktivitas, refleksi, konsep, dan aplikasi dari pengalaman nyata.

Ibu Risa Marisa, Kepala Sekolah SMP Negeri 61 Bandung mengaku mendapat penyegaran setelah selesai menghadiri kegiatan ini. Baginya, materi yang sangat menjawab kebutuhannya adalah bagaimana 12 Nilai Dasar Perdamaian, khususnya nilai kedua, no curiga no prasangka. 

“Seluruh materi sangat menjawab kebutuhan di sekolah, seperti mulai berdamai dengan diri sendiri dan orang lain, kemudian digitalisasi. Materi cyberbullying juga sangat bermanfaat untuk anak didik.”

Bapak Dede Gumilar, Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan Kota Bandung pun menyampaikan bahwa hal yang menjadi perhatiannya adalah tentang bagaimana 12 Nilai Dasar Perdamaian ini mampu membantunya melihat masalah di dunia pendidikan. Selain itu, ia mengaku materi literasi digital ini mendukung pemahaman digital kepada para siswa demi memahami isu digital yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Dari Keprihatinan Pribadi Menjadi Kolaborasi Lintas Agama: Kisah Raka Wisnu dan Tunas Harmoni Mataram

Mengingat maraknya ancaman digital yang terjadi di sela kehidupan sehari-hari, Pak Dede pun mengaku butuh taktik khusus untuk membantu menghindari ancaman tersebut, misalnya melalui belajar dengan pengalaman yang lebih menyenangkan dan berkesan. 

“Kita perlu mengupayakan keterampilan pada kecerdasan emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, dan berelasi dengan sesama.”

Menurutnya, kemampuan-kemampuan tersebut perlu dibentuk di era digital ini sehingga ketika para siswa terjun ke masyarakat, mereka mampu menjadi masyarakat digital yang bijaksana, bertanggungjawab, dan memanfaatkan teknologi dengan positif. Sehingga mereka sebagai generasi produktif mampu memiliki ketahanan digital yang tangguh. Hal ini menjadi langkah awal demi generasi mendatang yang mampu mempertahankan diri di era digital saat ini dan di masa mendatang.

Pak Dede pun menjelaskan bahwa walaupun sekarang sudah ada berbagai pekerjaan yang hilang, kompetensi-kompetensi tersebut masih menjadi titik penting. Bahkan menjadi pembeda antara manusia dengan teknologi. Ia menegaskan bahwa kegiatan yang menyasar pengawas dan kepala sekolah ini sangatlah krusial, sehingga harapannya para partisipan mampu membagikan ilmu dan menerapkannya di sekolah masing-masing. 

Upaya peningkatan kompetensi ini beririsan dengan harapan meleknya angka literasi digital yang berjalan berdampingan dengan kompetensi dalam ruang lingkup pendidikan. 

Pada awal tahun 2026, PeaceGeneration Indonesia akan mengadakan webinar Literasi Digital bertajuk “Resolusi 2026: Penguatan Peran Guru Menuju Digital Safe School” dengan narasumber guru sekaligus konten kreator pendidikan Fikri Faturrahman, S.Pd. Jangan sampai ketinggalan, daftarkan diri Anda melalui tautan berikut: webinar literasi digital 

Baca artikel lainnya di peacegen.id


Baca juga: Ciptakan Generasi Tangguh Siber, Kaspersky dan PeaceGen Gelar Workshop Literasi Digital untuk Ratusan Pelajar dan Guru se-Jawa Barat



Bagikan